Cara Menghilangkan Penyakit dengan HIPNOTERAPI
Masyarakat masih memandang hipnoterapi yang berbau magis, mistik dan tidak rasional. Padahal dalam dunia kedokteran hipnoterapi sudah diterapkan dan terbukti manfaatnya sejak dua abad silam. Mau mencoba?
LEBIH DARI DUA ABAD LALU, FRANS ANTON
MESMER (1734-1815) SEORANG dokter berkebangsaan Inggris memperkenalkan
metode pengobatan medical hipnosis atau yang sekarang lebih dikenal
hipnoterapi. Terapi ini diterapkan untuk psikoterapi, mencegah timbulnya
gangguan kesehatan (prevention of diseases), peningkatan taraf
kesehatan (health promotion) serta untuk upaya rehabilitasi lainnya.
“Di Indonesia, hipnosis sudh diakui
sebagai salah satu alternatif penyembuhan yang telah teruji
kebenarannya. Bahkan hipnosis kedokteran sudah menjadi seminar resmi
bagi calon psikiater di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,”
ungkap Dr. Tb. Erwin Kusuma,Sp.KJ (K). Sedangkan di RSPAD Gatot Subroto
sebagai pusat hipnosis kedokteran pertama, menerapkan hipnodonsi (dental
hypnosis) untuk dokter gigi serta para psikiaternya. Jadi, jangan takut
untuk mencoba manfaat hipnoterapi.
HIPNOTERAPI BUKAN GENDAM
Hipnoterapi sering diasumsikan sama
dengan metode gendam dalam dunia kejahatan. Menurut Dr. Erwin, itu tidak
benar. Hipnoterapi bukanlah gendam atau ilmu sihir. Keduanya memang
sama-sama menggunakan gelombang elektromanetik dan energi dalam tubuh
manusia, namun ada perbedaan mendasar dalam penerapannya.
Dalam hipnoterapi, si pasien dijadikan
subjek aktif yang dipandu secara sadar dan mau menerima apa yang
dilakukan terapis sehingga melakukan energinya sendiri untuk penyembuhan
dimaksud. Sedangkan dalam gendam yang terjadi adalah proses magnetisme,
yaitu si korban/pasien menjadi obyek pasif dan secara tidak sadar
dipengaruhi energi dari si pelaku kejahatan.
Istilah hipnoterapi mengacu dari kata
“Hypno” bahasa Yunani berarti tidur. Memang terapi penyembuhan
hipnoterapi diawali dengan mengondisikan pasien dalam fase relaksasi
(seperti orang tertidur) sebelum dilakukan terapi inti. Hipnoterapi
bekerja pada jiwa bawah sadar (alpha state) manusia.
Agar jiwa bawah sadar bangkit, pasien
harus masuk dalam kondisi relaksasi, atau mengistirahatkan jiwa
sadarnya. Dalam kondisi ini rekaman bawah sadarnya seperti gangguan
kesehatan yang dirasakan akan diketahui. Rekaman bawah sadar yang salah
atau keliru akan diperbaharui dengan memberikan sugesti-sugesti positif
oleh terapis melalui hipnoterapi. Sugesti ini diberikan secara
terus-menerus hingga tercapai keadaan rekaman bawah sadar yang keliru
menghilang dan digantikan oleh sugesti positif. Jadi cara kerja
hipnoterapi, kata Erwin,”bermain” di “piranti lunak” atau badan
halus/roh dalam tubuh manusia.
Tingkat keberhasilan sugesti positif pada
pasien tentu berbeda pada masing-masing orang. Tergantung berat
ringannya penyakit, serta kemauan untuk sembuh dari dalam diri pasien.
Hipnoterapi tidak bisa langsung menyembuhkan dalam satu atau dua kali
terapi. Erwin mencontohkan, untuk menyembuhkan total pecandu narkoba
atau yang mau berhenti merokok, bisa butuh terapi selama dua tahun.
Dalam hipnoterapi, terapis hanya berperan
sebagai fasilitator. Pasien yang harus proaktif dan mempunyai kemauan
yang kuat untuk sembuh. Sebagai subyek aktif, pasien juga harus
kooperatif sekaligus memahami benar maksud dan tujuan hipnoterapi.”Harus
ada kesepakatan antara pasien dan terapis, karena pasienlah sebenarnya
yang paling tahu apa yang dideritanya,” tutur dokter yang praktek di
Klinik Prorevital dan RSPAD ini.
GANGGUAN MENTAL PALING MUDAH DISEMBUHKAN
Hipnoterapi
lebih efektif digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan yang
sifatnya fungsional. Gangguan kesehatan karena defisiensi organik dalam
tubuh maupun defisiensi zat dari luar tubuh tidak bisa disembuhkan.
Seperti kasus kekurangan zat gizi tertentu, dehidrasi atau gangguan
penyakit kulit, tetap harus diobati dengan pengobatan medis yang lain
tidak bisa dengan hipnoterapi.”Begitu juga kasus trauma fisik seperti
patah tulang,” tandas Dr. Erwin.
Dalam prakteknya, Dr.Erwin lebih banyak
menangani penyakit akibat gangguan neurosis, seperti strs, depresi,
fobia, atau rasa cemas yang berlebihan. Gangguan kejiwaan seperti stres
lebih mudah disembuhkan dengan hipnoterapi, dengan memberikan sugesti,
pasien bisa ditenangkan. Kebanyakan orang melakukan tindakan fisik untuk
pencegahan dan penyembuhan penyakit penyakit kejiwaan. Penyakit jenis
ini lebih tepat diobati dengan hipnoterapi, karena yang sakit bukan
fisiknya namun jiwanya. Gangguan bioplasmik biasanya ditandai dengan
menurunnya ketahanan fisik dan mental.
Selain dilakukan oleh terapis,
hipnoterapi juga bisa dilakukan untuk penyembuhan diri sendiri atau self
healing. sebenarnya beberapa penyakit sumbernya dari pikiran kita.
Ramalan diri sendiri atau sugesti hipnosis seringkali menjadi nyata
karena pikiran kita yang memasukkan sugesti dalam proses pemikiran.
Seperti saat kita kehujanan, di dalam pikiran kita akan tersugesti sakit
kepala atau pusing. Akibatnya tubuh benar-benar mengalami sakit kepala.
Banyak penyakit bisa disembuhkan dengan
autohipnosis. Berdasarkan pengalaman praktik Dr. Erwin, penyakit seperti
ketergantungan narkoba, stres, vertigo, insomnia, fobia, migrain,
hingga menguruskan berat badan bisa disembuhkan dengan autohipnosis.
Pada kondisi orang sehat, autohipnosis juga bisa digunakan untuk
menghindari rekaman negatif, mencegah timbulnya penyakit dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Ketika tercapai kondisi badan yang sehat,
daya tahan tubuh juga meningkat dan badan menjadi tidak mudah sakit.
Kemampuan melakukan autohipnosis bisa dipelajari dengan kursus
hipnoterapi, dengan 20 kali pertemuan, biasanya Anda sudah bisa
melakukan autohipnosis.
Erwin mengungkapkan, kelebihan
hipnoterapi adalah murah, karena bisa dilakukan sendiri. Hipnoterapi
relatif lebih efektif menghilangkan rasa nyeri dibandingkan pengobatan
analgesik, termasuk morfin sekalipun. Hipnoterapi juga aman tanpa efek
negatif seperti efek ketergantungan. Namun, pada beberapa pasien, bisa
terjadi keadaan abreaksi. Yakni, rekaman trauma bawah sadarnya muncul
serentak. Sal;ah satunya berupa reaksi pasien yang tidak terkendali,
tapi tidak berlangsung lama. Sentuhan sang terapis akan menenangkannya.
Sekali lagi harus ditegaskan, tidak semua penyakit dan pasien bisa
dihipnosis. Ada kriteria-kriteria dan ketentuannya.