Selasa, 19 Maret 2013

sehat dengan hipnoterapi

Cara Menghilangkan Penyakit dengan HIPNOTERAPI

Sumber: Dr. Tb. Erwin Kusuma,Sp.KJ (K)
Masyarakat masih memandang hipnoterapi yang berbau magis, mistik dan tidak rasional. Padahal dalam dunia kedokteran hipnoterapi sudah diterapkan dan terbukti manfaatnya sejak dua abad silam. Mau mencoba?
LEBIH DARI DUA ABAD LALU, FRANS ANTON MESMER (1734-1815) SEORANG dokter berkebangsaan Inggris memperkenalkan metode pengobatan medical hipnosis atau yang sekarang lebih dikenal hipnoterapi. Terapi ini diterapkan untuk psikoterapi, mencegah timbulnya gangguan kesehatan (prevention of diseases), peningkatan taraf kesehatan (health promotion) serta untuk upaya rehabilitasi lainnya.
“Di Indonesia, hipnosis sudh diakui sebagai salah satu alternatif penyembuhan yang telah teruji kebenarannya. Bahkan hipnosis kedokteran sudah menjadi seminar resmi bagi calon psikiater di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,” ungkap Dr. Tb. Erwin Kusuma,Sp.KJ (K). Sedangkan di RSPAD Gatot Subroto sebagai pusat hipnosis kedokteran pertama, menerapkan hipnodonsi (dental hypnosis) untuk dokter gigi serta para psikiaternya. Jadi, jangan takut untuk mencoba manfaat hipnoterapi.
HIPNOTERAPI BUKAN GENDAM
Hipnoterapi sering diasumsikan sama dengan metode gendam dalam dunia kejahatan. Menurut Dr. Erwin, itu tidak benar. Hipnoterapi bukanlah gendam atau ilmu sihir. Keduanya memang sama-sama menggunakan gelombang elektromanetik dan energi dalam tubuh manusia, namun ada perbedaan mendasar dalam penerapannya.
Dalam hipnoterapi, si pasien dijadikan subjek aktif yang dipandu secara sadar dan mau menerima apa yang dilakukan terapis sehingga melakukan energinya sendiri untuk penyembuhan dimaksud. Sedangkan dalam gendam yang terjadi adalah proses magnetisme, yaitu si korban/pasien menjadi obyek pasif dan secara tidak sadar dipengaruhi energi dari si pelaku kejahatan.
CARA KERJA HIPNOTERAPI
Istilah hipnoterapi mengacu dari kata “Hypno” bahasa Yunani berarti tidur. Memang terapi penyembuhan hipnoterapi diawali dengan mengondisikan pasien dalam fase relaksasi (seperti orang tertidur) sebelum dilakukan terapi inti. Hipnoterapi bekerja pada jiwa bawah sadar (alpha state) manusia.
Agar jiwa bawah sadar bangkit, pasien harus masuk dalam kondisi relaksasi, atau mengistirahatkan jiwa sadarnya. Dalam kondisi ini rekaman bawah sadarnya seperti gangguan kesehatan yang dirasakan akan diketahui. Rekaman bawah sadar yang salah atau keliru akan diperbaharui dengan memberikan sugesti-sugesti positif oleh terapis melalui hipnoterapi. Sugesti ini diberikan secara terus-menerus hingga tercapai keadaan rekaman bawah sadar yang keliru menghilang dan digantikan oleh sugesti positif. Jadi cara kerja hipnoterapi, kata Erwin,”bermain” di “piranti lunak” atau badan halus/roh dalam tubuh manusia.
Tingkat keberhasilan sugesti positif pada pasien tentu berbeda pada masing-masing orang. Tergantung berat ringannya penyakit, serta kemauan untuk sembuh dari dalam diri pasien. Hipnoterapi tidak bisa langsung menyembuhkan dalam satu atau dua kali terapi. Erwin mencontohkan, untuk menyembuhkan total pecandu narkoba atau yang mau berhenti merokok, bisa butuh terapi selama dua tahun.
Dalam hipnoterapi, terapis hanya berperan sebagai fasilitator. Pasien yang harus proaktif dan mempunyai kemauan yang kuat untuk sembuh. Sebagai subyek aktif, pasien juga harus kooperatif sekaligus memahami benar maksud dan tujuan hipnoterapi.”Harus ada kesepakatan antara pasien dan terapis, karena pasienlah sebenarnya yang paling tahu apa yang dideritanya,” tutur dokter yang praktek di Klinik Prorevital dan RSPAD ini.
GANGGUAN MENTAL PALING MUDAH DISEMBUHKAN
Hipnoterapi lebih efektif digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan yang sifatnya fungsional. Gangguan kesehatan karena defisiensi organik dalam tubuh maupun defisiensi zat dari luar tubuh tidak bisa disembuhkan. Seperti kasus kekurangan zat gizi tertentu, dehidrasi atau gangguan penyakit kulit, tetap harus diobati dengan pengobatan medis yang lain tidak bisa dengan hipnoterapi.”Begitu juga kasus trauma fisik seperti patah tulang,” tandas Dr. Erwin.
Dalam prakteknya, Dr.Erwin lebih banyak menangani penyakit akibat gangguan neurosis, seperti strs, depresi, fobia, atau rasa cemas yang berlebihan. Gangguan kejiwaan seperti stres lebih mudah disembuhkan dengan hipnoterapi, dengan memberikan sugesti, pasien bisa ditenangkan. Kebanyakan orang melakukan tindakan fisik untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit penyakit kejiwaan. Penyakit jenis ini lebih tepat diobati dengan hipnoterapi, karena yang sakit bukan fisiknya namun jiwanya. Gangguan bioplasmik biasanya ditandai dengan menurunnya ketahanan fisik dan mental.
AUTOHIPNOSIS UNTUK SELF HEALING
Selain dilakukan oleh terapis, hipnoterapi juga bisa dilakukan untuk penyembuhan diri sendiri atau self healing. sebenarnya beberapa penyakit sumbernya dari pikiran kita. Ramalan diri sendiri atau sugesti hipnosis seringkali menjadi nyata karena pikiran kita yang memasukkan sugesti dalam proses pemikiran. Seperti saat kita kehujanan, di dalam pikiran kita akan tersugesti sakit kepala atau pusing. Akibatnya tubuh benar-benar mengalami sakit kepala.
Banyak penyakit bisa disembuhkan dengan autohipnosis. Berdasarkan pengalaman praktik Dr. Erwin, penyakit seperti ketergantungan narkoba, stres, vertigo, insomnia, fobia, migrain, hingga menguruskan berat badan bisa disembuhkan dengan autohipnosis. Pada kondisi orang sehat, autohipnosis juga bisa digunakan untuk menghindari rekaman negatif, mencegah timbulnya penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ketika tercapai kondisi badan yang sehat, daya tahan tubuh juga meningkat dan badan menjadi tidak mudah sakit. Kemampuan melakukan autohipnosis bisa dipelajari dengan kursus hipnoterapi, dengan 20 kali pertemuan, biasanya Anda sudah bisa melakukan autohipnosis.
Erwin mengungkapkan, kelebihan hipnoterapi adalah murah, karena bisa dilakukan sendiri. Hipnoterapi relatif lebih efektif menghilangkan rasa nyeri dibandingkan pengobatan analgesik, termasuk morfin sekalipun. Hipnoterapi juga aman tanpa efek negatif seperti efek ketergantungan. Namun, pada beberapa pasien, bisa terjadi keadaan abreaksi. Yakni, rekaman trauma bawah sadarnya muncul serentak. Sal;ah satunya berupa reaksi pasien yang tidak terkendali, tapi tidak berlangsung lama. Sentuhan sang terapis akan menenangkannya. Sekali lagi harus ditegaskan, tidak semua penyakit dan pasien bisa dihipnosis. Ada kriteria-kriteria dan ketentuannya.

3 komentar: